Akhir-akhir ini banyak korupsi di Indonesia. Semua
partai politik pastinya berusaha melindungi
kader-kadernya yang korupsi. Saya heran, apa bagusnya korupsi? Korupsi 1 triliun penjara 1 tahun, korupsi atau maling jagung yang harganya 2000 rupiah
penjaranya malah 2 tahun. Tapi yang lebih mengherankan saya , coba kalo kita
ngambil duit orang tua gak bilang-bilang ya gak bakalan di hukum. Saran saya
orang yang korupsi itu tidak perlu di hukum sampai dipenjara, cukup minta duit
yang di ambil di kembalikan. Kalau dia ngambil 1 triliun ya balikin 1 triliun
juga. Jadinya Negara kan gak bakal rugi. Kalau di tahan melulu artinya kita
ngasi mereka rejeki. Coba kita lihat, memangnya di penjara ngasi tahanan
makanan gak ngabisin duit?, baju tahanan yang mereka pakai memangnya belinya
gak pake duit?
Kalo uang hasil korupsi sudah kembali
ketangan Negara, tinggal pecat saja mereka!!! Biarkan mereka hidup di alam bebas
bersama para petani dan pengembala sapi di sawah,,, biar mereka tau gimana
baunya sapi yang belum mandi.
Banyak juga sekarang bawahan yang menyerang
atasan, atau yang paling heboh saat ini adalah perang dunia I 3 (Indonesia
tiga). Partai perang, suporter sepak bola malah ikut-ikutan. Saya sarankan
sekarang suporter sepak bola mulai mencari tim sepak bola partai politik untuk
didukung. Marilah kita bersama-sama mencalonkan pemain sepak bola tahun 2012. Buaya
lawan cicak. Harga tiket murah gak perlu bayar.
Meskipun saya hanyalah seorang anak kelas 1
SMA, tapi saya juga punya tanggapan. Jangan sampai hanya karena saya membuat
artikel ini saya langsung di tuntut dan dimasukin penjara, Keterlaluan. Saya bingung
dimana harus menyampaikan tanggapan ini, karena setiap melihat berita di TV,
topicnya itu-itu saja,,,,,mereka kira saya tidak bosan apa?. Mungkin itulah
sebabnya mengapa remaja kita sekarang lebih memilih untuk menonton tayangan
dari Negara lain yang pastinya berkualitas.
Tapi meskipun begitu pemerintah tidak
sepenuhnya bersalah, tidak semua orang bersalah. Jangan hanya karena salah satu
orang, malah mereka semua yang dipersalakan! Jangan mencari resiko dengan
mengadakan demonstrasi di jalan. Kalau saya dari pada demo, mending tidur di
rumah, cuek aja kali. kalo ada orang nyuruh demo dengan bayar Rp,100.000 per orang,
menurut saya itu masih terlalu murah. Jauh bandingannya dengan uang yang mereka
curi dan ambil. Jadi kalau di suruh demo minta semua uang yang dia korupsi dan
bagikan kepada orang-orang yang kurang mampu. Agar tidak ada rakyat miskin
lagi. Tengoklah sebentar-sebentar ke Negara tetangga yang maju. Kehidupan mereka
benar-benar merata. Apa ada orang yang miskin nya minta ampun sama seperti di Negara
ini?
Memang fakta tidak bisa dihindari. Semua
manusia di dunia ini memang sulit untuk di ubah menjadi lebih baik. Mereka tidak pernah puas. Contohnya saja: orang yang
semula dapat ringking 4 berdoa agar dapat ringking 3, sudah dapat ringking tiga
mohon lagi biar dapat ringking dua, ya begitulah seterusnya. Tapi kalau udah
dapet ringking gak bilang terima kasih sama tuhan. Malah terlena,,,,,,
Tentang pemilihan umum, seperti pemilihan
Gubernur, saya heran mengapa tidak boleh member tahu siapa orang yang mereka
pilih?
Suatu hari sepulang ayah saya dari pemilihan
gubernur (waktu masih SD ini ya ), saya bertanya kepadanya “ yah-yah siapa yang
ayah pilih menjadi gubernur?”
ayah: “ rahasia”
saya: “ kenapa rahasia”
ayah: ah, pokoknya tidak boleh, nanti kalau
ada polisi yang dengar kamu bisa ditangkap!!!!
Ya saya berpikir kok sampai segitunya ya?
Sehabis pengumuman siapa yang menjadi
gubernur, temen-temen kan pada heboh tu di sekolah bicarain itu melulu,,pulang
sekolahnya saya kerumah temen lancong, maklum kan anak SD. Di sana mereka juga
bicarain itu. Mereka bilang ayahku milih si ini tau, ya-ya aku juga. Terus mereka nanya saya, ya saya bilang gak
tau. Dalam hati berpikir “ni anak-anak semua kok dewasa banget ya? Ikut pemilu
juga enggak,”
Ya segitu aja, saya gak pandai nyeritainnya
meski sudah SMA
Dan kenapa orang dewasa masih suka bertengkar
seperti anak SD? Liat acara di TV orang orang saling mengeluarkan pendapatnya,
saling menyindir, giliran si A yang bicara malah di B yang ngomong. Ah si B gak
pengertian banget masak ngomong aja pake rebutan, kayak anak SD rebutan
permen,. Dari pada kayak gitu kan lama selesainya, mending langsung tonjok
kayang pemain tinju gitu lo,,,, kan jadi nya bisa dapet duit hasil penjualan
tiket,, hahaha
No comments:
Post a Comment